Kelompok Tani Ternak (KTT) Alif sebagai salah satu kelompok penyedia hewan kurban, berkomitmen menjaga kualitas hewan kurban. Untuk menjaga kualitas ternak yang digemukkan beberapa standar operasional prosedure telah ditetapkan. Sejak bulan Mei 2017 kemarin kandang sudah mulai diisi. Kapasitas kandang 500 ekor telah terakumulasi 400 ekor dari peternakan rakyat Desa Bringinsari.
Ketua KTT Alif., Buchori mengatakan, SOP yang telah ditetapkan dimulai sejak domba masuk kandang. Domba yang masuk kandang harus sehat, tidak cacat dan bisa berkembang. Semua domba mendapat perawatan dan penanganan khusus. Semua domba hasil pembelian di pasar harus ditimbang, kemudian diberi tanda, dimandikan dan dicukur. Setelah itu diberi penanganan obat cacing dan vitamin. “Semua domba diberi obat cacing, karena kita tidak tahu apakah domba dari pasar sudah bebas cacingan. Selain itu pemberian vitamin untuk memulihkan stamina dan meningkatkan nafsu makan domba” jelas Bukhori, Kamis (27/7/2017).
Buchori mengatakan, kandang sudah didesain sedemikian rupa agar sirkulasi udara dan kotoran ternak terjaga dengan baik, sehingga domba tetap terjaga kwalitasnya. Yaitu, kandang didesain bentuk panggung, sehingga kotoran jatuh ke bawah kandang dan tidak mengenai hewan ternak. “Secara periodik dua kali dalam seminggu, kotoran dibersihkan sehingga tidak terjadi penumpukan,”katanya.
Penanganan pakan ternak juga diperhatikan. Dikatakan, hampir 70% biaya produksi dari pakan dan merupakan faktor terpenting dalam program penggemukan. Untuk itu pemberian asupan gizi domba juga diperhatikan. Pakan yang diberikan terdiri dari 3 jenis pakan, yaitu ampas tahu, konsentrat dan hijauan. “Dengan 3 jenis pakan ini diharapkan mampu meningkatkan bobot dan kualitas ternak yang dipelihara,”ujarnya.
Untuk mengetahui perkembangan ternak juga dilakukan penimbangan periodik. Menurutnya, jika tetap konsisten dengan pola pemeliharaan sesuai SOP, maka bobot domba bisa mencapai 25 kg. Penimbangan tetap dilakukan, terutama sortir untuk domba yang tidak memenuhi spesifikasi. “Alhamdulilah penimbangan bulan Juli 2017 ini rata-rata ternak mencapai 24 kg,”terang Bukhori.
Buchori menambahkan, manajemen ternak ini merupakan hasil pendampingan Lumbung/Desa Ternak yang dikelola Baznas. Sebelum munculnya program ini, masyarakat masih awam tentang pengelolaan hewan ternak. Sebelumnya, peternak hanya memelihara ternak di belakang rumah, dengan kondisi lemprak. Akibatnya domba dan kotoran menjadi satu. Apalagi pakannya hanya rumput, sehingga perkembangan sangat lambat. Belum lagi untuk urusan manajemen kesehatan, masyarakat sama sekali tidak mengenalnya. “Alhamdulillah karena program dari Baznas, masyarakat terutama peternak yang tergabung dalam KTT Alif, sudah paham manajemen ternak. Apalagi sampai memelihara ratusan domba.”kata Bukhori.