Gelar Wayang Kulit untuk Sosialisasi Pancasila

0
1314

Pagelaran wayang kulit dalam acara Merti Desa atau Sedekah Bumi di Desa Tampingan Kecamatan Boja Kendal, Jumat (18/11/2016) mengundang anggota DPR RI dari Dapil Jateng, Fadholi. Kepala Desa Tampingan, H. Harjo mengatakan, sengaja mengundang anggota DPRD RI, H. Fadholi karena selama ini sudah banyak memberikan sumbangsih kepada Desa Tampingan, Di antaranya, dalam dua tahun terakhir ini telah membantu untuk pembangunan senderan tersier, berupa dana sebesar Rp 85 juta. Bantuan lainnya yaitu sebuah traktor dan mesin perontok padi. Karena itulah masyarakat merasa senang dengan kedatangan anggota DPR RI asal Kec Ngampel ini, sehingga masyarakat merasa diperhatikan. “Beliau sudah empat kali datang ke Desa Tampingan ini, ketika reses turun ke desa untuk berkomuniasi dengan warga,”katanya.

Kades Harjo mengatakan, selain menggelar wayang kulit, juga mengadakan selamatan bersama warga. Pagelaran wayang kulit dengan lakon Wahyu Ttohjali bersama dalang Ki Harsono Baruklinting dari Ambarawa. “Hiburan wayang kulit pada Merti Desa kali ini juga disokong oleh Pak Fadholi,”ujarnya.

Sementara itu, Fadholi mengatakan, bahwa kesenian merupakan bagaian tak terpisahkan dari masyarakat untuk mewujudkan bineka tunggal ika. Kebudayaan merupakan bagian sangat penting dalam kehidupan, untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kebinekaan. Menggelar wayang kulit ini untuk melestarikan budaya, apalagi dalam wayang kulit banyak tuntunan dan hiburan. “Dengan menggelar wayang kulit, maka ada keguyuban, gotong royong, dan kemaslahatan yang bagus, yaitu masyarakat akan bekerja bersama-sama dengan semua tokoh, para petani, pegawai, semuanya menyatu bersama-sama,”jelasnya.

Fadholi mengatakan, sebagai anggota DPR dan MPR RI, maka harus mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat. Lewat pagelaran wayang kulit, sekaligus akan disampaikan pesan untuk melestarikan budaya. Juga menyampaikan nilai-nilai kebangsaan dan aplikasi pancasila. Dikatakan, dengan sila Ketuhanan, maka harus bersyukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada sesama. Wujud pengamalan pancasila lainnya, gotong royong, persatuan, sikap demokratis dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai tersebut tidak boleh hilang di masyarakat. “Saya prihatin dengan kondisi sekarang, karena nilai gotong-royong sudah agak pudar. Seperti gotong-royong saat warga membangun rumah, sekarang sudah tidak ada lagi, makanya lewat hiburan wayang, akan disampaikan agar sifat gotong-royong dihidupkan lagi. Sebab dengan gotong-royong ini, akan saling bantu, terutama kepada masyarakat ekonomi lemah, sehingga tidak ada lagi kesenjangan sosial,”jelasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan tambahkan komentar Anda!
Ketik nama anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.