Swarakendal.com : Lapas Terbuka Kendal sudah mulai membuat kompos dari sampah organik. Sampah organik diambil dari lingkungan sekitar, seperti daun-daun dan buah-buahan yang jatuh dari pohon. Sebagian sampah organik diambil dari pedagang sayuran dan buah di Pasar Kendal.
Kepala Lapas Terbuka Kendal, Rusdedy mengatakan, pengambilan sampah organik di Pasar Kendal ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada warga binaan tentang pengolahan kompos dari sampah organik. Kegiatan mengumpulkan sampah ini selain bentuk partisipasi peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati setiap tanggal 21 Februari, untuk untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar ikut peduli terhadap sampah. “Kegiatan mengumpulkan sampah sayuran dan buah di Pasar Kendal, akan rutin dilakukan,” ujarnya.
Dikatakan, pembuatan kompos di Lapas Terbuka Kendal bekerja sama dengan Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (WAIBI) dan Akademi Rakyat Mandiri Pangan yang berkomitmen untuk melaksanakan pertanian regeneratif. Komitmen ini diawali dengan pelatihan pertanian regeneratif yang telah digelar pada awal Februari lalu.
“Pertanian regeneratif menggunakan pupuk alami atau kompos yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, kegiatan mengumpulkan sampah akan menjadi agenda rutin Lapas Terbuka Kendal,” katanya.
Rusdedy mengatakan, Lapas Terbuka Kendal sendiri sudah memiliki sarana Rumah Komposter yang berisi sepuluh bak pembuatan kompos. Untuk sementara proses pembuatan kompos masih dengan proses fermentasi manual dengan menggunakan EM4 yang memerlukan waktu proses sekitar 2-3 bulan agar sampah berhasil diubah menjadi kompos.
“Harapan ke depan, Lapas Terbuka Kendal mempunyai mesin komposter sehingga proses dalam membuat kompos dapat lebih cepat karena faktor-faktor pendukung seperti ukuran bahan baku, aerasi, kelembaban, suhu dan mikroorganisme terpenuhi secara maksimal,” pungkasnya.