Lulusan Akuntansi Buka Bengkel, Tangan Kotor Hasil Bersih

0
714

Berawal dari hobi otak-atik kendaraan sejak masih duduk di bangku SMA, Muhammad Ardian Yusuf nekat membuka bengkel pada tahun 2007 tanpa persiapan. Yan, begitu panggilannya, mengaku nekat membuka bengkel karena membutuhkan uang. Awalnya bukan bengkel, tapi ia berjualan oli dan ban. Waktu itu konsumen meminta agar oli tersebut sekalian diganti dan ban sekalian dipasang.

“Kalau saya ndak mbengkel, ndak mungkin terjual barangnya. Jadi saya nekat. Dengan perkakas seadanya, bisalah akhirnya masang ban dan ganti oli,” kata Ardian saat ditemui di bengkelnya yang berada di kawasan Kendal Permai pada Senin (20/01/2020).

Ia menuturkan bahwa semua berawal dari paksaan konsumen. Dari yang awalnya hanya bisa membongkar mesin, kini Ardian bisa mengerjakan segalanya hanya dengan belajar otodidak lewat internet. Ya, laki-laki lulusan akuntansi tersebut tidak punya pengalaman dalam dunia bengkel dan mengaku hanya menjalankan hobi. Bahkan dua motor telah ia korbankan sebagai bahan percobaan.

“Disuruh bongkar mesin, awalnya ndak bisa masang. Terus cari info di internet, diprint, diurutkan satu per satu, akhirnya jadi. Berulang tiga kali seperti itu, lama-lama hapal. Tapi intinya senang dulu,” katanya.

Penyesalan tentu pernah dirasakan oleh Ardian lantaran tidak bekerja sesuai bidang studi. Kedua orang tuanya berharap ia bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil. Nilai akademis yang tidak mendukung membuatnya pesimis. Ia tidak mau menempuh jalan curang untuk mewujudkan harapan orang tua dan akhirnya membuka bengkel. Cibiran demi cibiran sempat diterimanya karena pekerjaan dengan gaji sedikit yang membuat tangan dan kukunya kotor tersebut.

“Ternyata pekerjaan yang kotor hasilnya itu bersih. Yang jadi pegawai juga cobaannya banyak. Secara finansial mungkin gajinya jelas dibandingkan saya yang gajinya harian. Ternyata hasil saya lebih banyak dari PNS,” ungkapnya.

Bermodalkan uang tujuh juta, sekarang hasil yang ia peroleh sampai belasan juta rupiah per bulan. Naik turun, susah senang pasti ada dalam menjalankan usaha. Pernah suatu waktu mesin meletus, mesin terbakar, tangan masuk jeruji, kena pecahan las, kena bor, dan lain-lain. Itu makanan sehari-hari menurut Ardian. Tapi cinta mengalahkan segalanya.

“Kejujuran nomor satu. Rezeki sudah ada yang ngatur. Banyak sedikit sudah ada takaran. Intinya, syukuri yang kamu punya,” ujarnya.

Ananda/ UNS

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan tambahkan komentar Anda!
Ketik nama anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.