Penyebaran virus Corona di Kabupaten Kendal selama bulan Oktober ini masih cukup tinggi, rata-rata per hari masih mencapai 20 orang. Bahkan muncul beberapa klaster penyebaran virus Corona, yakni klaster Pasar Boja terdapat 6 pedagang yang terkonfirmasi Covid-19 dan klaster Puskesmas Weleri 1 sebanyak 12 pegawai yang positif Covid-19.
Sekda Kendal, Moh. Toha mengatakan, klaster kesehatan, terutama puskesmas, pasar tradisional dan pondok pesantren harus mendapat perhatian khusus supaya tidak menjadi klaster baru penyebaran virus Corona. Protokol kesehatan harus benar-benar dijalankan, tidak hanya memakai masker, tetapi cuci tangan dan menjaga jarak juga harus dilakukan. “Harus rajin cuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer setelah melakukan kegiatan, karena bersentuhan dengan orang atau barang yang membawa virus Corona,” katanya saat memimpin Rakor Evaluasi Penanganan Covis-19 di Ruang Ngesti Widhi, Selasa (13/10/2020).
Menurut Sekda Toha, perlu adanya revisi peraturan terhadap kegiatan di pondok pesantren supaya benar-benar aman dari penyebaran virus Corona. Tidak hanya menerapkan 3M protokol kesehatan, tetapi perlu mengubah tradisi yang biasa dilakukan, seperti santri tidak perlu cium tangan kepada guru ketika bersalaman. Selain itu pengaturan tempat tidur supaya tidak berjubel, tempat mandi diupayakan memakai kran, termasuk kegiatan belajar mengajar. “Sudah ada tiga pondok pesantren yang menjadi klaster penyebaran virus Corona, maka perlu ada revisi aturan kegiatan di ponpes,” ujarnya.
Bupati Kendal Mirna Annisa dalam sambutan tertulisnya menyampaikan, bahwa kondisi perkembangan Covid-19 yang masih meningkat, maka peraturan-peraturan yang ada harus dipatuhi bersama. Bagi Tim Satgas Covid-19 harus fokus dalam penanganan dan pencegahan dengan rutin melakukan sosialisasi protokol kesehatan. Selain itu juga update data pencatatan angka kesembuhan pasien untuk disampaikan kepada pemerintah provinsi maupun pusat supaya bisa memotivasi masyarakat dalam pencegahan virus Corona. “Kerja sama dan koordinasi harus ditingkatkan dan selalu siap siaga dalam penanganan Covid-19,” katanya.
Rakor Evaluasi Penanganan Covis-19 juga membahas tentang penanganan dampak ekonomi dan dampak sosial dari pandemi Covid-19. Pelaku UMKM, pedagang dan masyarakat harus digerakkan supaya terus bangkit kembali. Penanganan dampak jaring pengaman sosial supaya pemenuhan kebutuhan hidup tetap terjaga.