Harga sejumlah bahan pokok di Kabupaten Kendal mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada cabai merah keriting, yakni mencapai 50 persen. Berdasarkan informasi dari sejumlah pedagang di Pasar Kendal, harga cabai mengalami kenaikan sejak tiga hari terakhir. Mereka mengeluhkan kondisi pasar yang sepi akibat kenaikan tersebut.
Kristiana, pedagang setempat mengatakan bahwa harga cabai saat ini berkisar antara Rp60.000 sampai Rp70.000 per kilogram. Padahal pekan lalu masih Rp40.000 per kilogram.
Tak hanya cabai, harga bawang putih juga naik dari Rp28.000 menjadi Rp31.000 per kilogram. Begitu pula dengan minyak curah dan gula pasir yang masing-masing naik dua ribu rupiah per kilogram.
“Minyak curah naik dua ribu rupiah per kilo, karena sekarang minyak curah dibikin oli, dikirim ke luar negeri. Minyak kemasan juga naik dari Rp13.000 jadi Rp15.000. Gula pasir naik dua ribu rupiah dari Rp12.000 ke Rp14.000,” jelas Kristiana pada Kamis (16/01/2020).
Menurutnya, harga sejumlah bahan ini naik karena tahun baru, ditambah menjelang bulan Rajab, Ruwah, dan Puasa yang dianggap baik untuk orang Jawa.
“Saat Ruwah banyak orang nyadran, iring-iringan, dan ruwahan. Biar harga tidak njeglek saat Lebaran, harga-harga dinaikkan mulai sekarang. Tapi pasar jadi sepi karena harga-harga naik. Ditambah sekarang ini Pasar Kendal dibikin satu jalur, sering dijaga polisi. Jadi orang-orang yang ke pasar itu banyak yang kena operasi karena salah jalur dan tidak pakai helm,” katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh Tun. Ia menyebutkan bahwa cuaca buruk menjadi penyebab harga-harga bahan pokok mengalami kenaikan.
“Yang turun cuma bawang merah, tadinya Rp26.000 jadi Rp20.000 per kilo. Harga cabai naik dari Rp30.000 ke Rp50.000 sampai Rp60.000. Cabai setan naik juga yang tadinya Rp35.000 jadi Rp60.000. Cabai merah keriting ini naik paling banyak, dari Rp22.000 sakarang jadi Rp50.000. Sudah tiga hari ini harga naik. Katanya barang ndak ada, musim hujan. Pasar jadi sepi. Sebelum naik, cabai 3-5 kilogram bisa habis dalam sehari, sekarang cuma 1-1,5 kilogram sehari,” ungkapnya.
Sementara itu, harga ayam di Pasar Kendal mengalami penurunan dari Rp35.000 menjadi Rp32.000 per kilogram. Menurut Nur, pedagang setempat, harga ayam turun bisa jadi karena minat pembeli yang rendah.
“Harga ayam turun, tapi pasar sepi. Turun tiga hari yang lalu, dari Rp35.000 jadi Rp32.000 per kilo. Ayam jawa juga turun, dari harga Rp70.000 ke Rp65.000 per kilo. Dulu waktu belum ada jalan tol, rumah makan rame, pada beli ayam di pasar. Sekarang rumah makan sepi. Ya harapannya ke depan harga ayam bisa lebih murah lagi, 30 ribu itu sudah pas,” ungkapnya.
Ananda/ UNS