Jumaratun (59th), guru SD Negeri 1 Galih Kecamatan Ringinarum berinisiatif memberikan pelajaran kepada siswanya dengan cara mendatangi rumah masing-masing siswanya secara bergiliran. Hal ini dilakukan lantaran sistem belajar secara daring dinilai kurang berhasil pada semester sebelumnya.
Jumaratun yang tinggal Desa Gemuhblanten Kecamatan Gemuh, setiap hari Senin sampai Jumat mendatangi rumah para siswanya untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka. Semua dilakukan agar siswanya tidak ketinggalan pelajaran di tengah pandemi covid 19. Oleh karena itu tetap menerapkan protokol kesehatan dengan mengatur jarak duduk, menggunakan masker dan pelindung wajah serta menyediakan tempat cuci tangan dan sabun.
Guru yang sudah mengabdi 39 tahun itu mengaku, melakukan kunjungan mengajar ini lantaran metode mengajar secara daring dinilai tidak berhasil pada semester sebelumnya, sehingga berpengaruh pada nilai dan perkembangan siswanya. Apa yang dilakukan Jumaratun, ternyata membuat para siswa merasa senang, karena bisa berinteraksi secara langsung, saat sang guru berkunjung dan mengajar di rumahnya. “Kelas satu ada 15 anak, karena tiap kelompok maksimal 5 anak, maka dibagi menjadi empat kelompok. Tiap kunjungan hanya 30 menit dengan metode pembelajaran ceramah dan praktek, rutin setiap Senin sampai Jumat, dan Sabtunya hanya memberikan tugas,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal, Wahyu Yusuf Ahmadi yang menyempatkan datang di tengah kegiatan belajar mengajar di salah satu rumah warga pada Rabu 5 Agustus 2020 mengeapresiasi apa yang dilakukan Jumaratun. Padahal di usia yang hampir purna tugas masih memiliki semangat tinggi untuk mendidik para siswanya.
Pada kesempatan itu Wahyu juga berpesan kepada para siswa untuk tetap belajar di rumah dan selalu menerapkan protokol kesehatan ketika beraktivitas di luar rumah.Diharapkan apa yang telah dilakukan Jumaryatun bisa ditiru para guru lainnya, terutama yang masih muda-muda agar para siswa dapat menguasai materi dasar, seperti membaca dan menulis, khususnya pada siswa kelas satu, sehingga dapat menjadi bekal para murid untuk menimba ilmu di kemudian hari. “Kami sangat mendukung, yang penting harus mematuhi protkol kesehatan,” ujarnya.