Budaya Membaca Masyarakat Indonesia masih Rendah

0
1539

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI akan mewajibkan kepada semua sekolah untuk melakukan kegiatan membaca bagi seluruh siswanya selama 15 menit sebelum pelajaran jam pertama dimulai. Pernyataan ini disampaikan Staf Ahli Kemendiknas Satria Dharma saat Seminar Membangun Budaya Literasi di Pendopo Kabupaten Senin (25/01/2016). “Kegiatan membaca ini idealnya 30 menit, tapi tahap awal hanya hanya 15 menit, yang penting untuk pembiasaan,”ujarnya.

Satria yang menyampaikan materi bertema Literasi Kemajuan Islam dan Bangsa-bangsa Maju Dunia, mengatakan, Literasi adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan bentuk bahasa tertulis atau kemampuan membaca dan menulis. Hal itu menindaklanjuti Gerakan Literasi Sekolah yang dicanangkan Mendikbud Anis Baswedan di Jakarta 18 Agus 2015. Tujuan gerakan ini untuk membiasakan dan memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti.

Menurut Satria, Indonesia sudah krisis literasi. Fakta ini berdasarkan hasil survey OECD tahun 2009, bahwa budaya membaca masyarakat Indonedia menempati peringkat paling rendah di antara 52 negara di Asia Timur. Juga berdasarkan statistik Unesco pada 2012, bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001% atau per 1000 orang hanya 1 orang yang minat membaca. “Jadi, masyarakat Indonesia sudah ketinggalan jauh dalam budaya membaca,”katanya.

Padahal bangsa-bangsa yang maju karena budaya membaca di masyarakat cukup tinggi. Satria menceriterakan tentang masa-masa kejayaan Islam dibuktikan dengan megahnya perpustakaan dengan koleksi buku yang sangat banyak jumlahnya.
Seminar yang diikuti seluruh Kepala SD, SMP, SMA, SMK se Kabupaten Kendal juga menghadirkan narasumber dari Lembaga penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah, Mumpuono. (Ab)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan tambahkan komentar Anda!
Ketik nama anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.