Masyarakat Desa Tabet Kecamatan Limbangan sudah berkomitmen untuk tidak menyalakan televisi mulai pukul 18.00-20.00 WIB. Komitmen ini diawali dengan Deklarasi Program Mematikan TV yang diucapkan bersama-sama di acara Jalan Sehat yang diadakan oleh Mahasiswa KKN Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Minggu (19/2/2017). Program mematikan TV ini memiliki tujuan menghidupkan kembali tradisi membaca Al Quran setiap selesai sholat Maghrib di seluruh dusun-dusun yang ada di Desa tabet. Untuk itu diharapkan agar masyarakat memanfaatkan waktu antara Maghrib dan Isya dengan efektif untuk beribadah kepada Allah dan memperdalam wawasan keagamannya dan tidak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.
Koordinator Desa KKN UIN Walisongo di Desa Tabet, Muhammad Saifudin mengatakan, deklarasi mematikan televisi ini merupakan upaya untuk mengingatkan kembali himbauan mematikan televisi pada pukul 6-8 malam. Sebelumnya, sudah ada himbuan berupa pemasangan stiker di rumah-rumah warga. Namun agar himbauan ini bisa dilaksanakan oleh masyarakat, maka perlu ada deklarasi atau komitmen bersama. Dikatakan, masyarakat Desa Tabet adalah masyarakat yang agamis, sehingga budaya mengaji jangan sampai dikalahkan dengan adanya acara-acara televisi.
Deklarasi yang dilanjutkan dengan jalan sehat ini dihadiri Bupati Kendal dr Mirna Annisa dan beberapa pejabat Pemkab Kendal serta para pejabat Desa dan Kecamatan setempat. Bupati Mirna memberikan apresiasi adanya deklarasi untuk mematakan televisi mulai Maghrib sampai Isya dan menggantinya dengan membaca dan belajar Al Quran. Adanya deklarasi ini membuktikan, bahwa masyarakat Desa Tabet memiliki kesadaran yang tinggi untuk memperbaiki akhlak generasi-generasi penerus supaya tetap menjaga nilai-nilai agama Islam. “Harapannya gerakan ini bisa jadi viral ke desa-desa lain, sehingga akan muncul generasi baru yang memiliki patriotisme dan menjaga kebersamaan membangun Kendal dengan baik,”harapnya.
Demikian pula anggota DPRD Kendal, Suroto berharap dengan adanya deklarasi mematikan televisi, maka budaya mengaji yang sejak dulu berjalan dengan baik akan tetap lestari. Banyaknya televisi dengan program-program acara yang menarik dan beragam jangan sampai mengganggu kebiasaan yang baik ditinggalkan. “Perlu adanya komitmen bersama seperti ini supaya semuanya memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar nilai-nilai agama benar-benar dijaga,”ucapnya.