Walaupun sudah memiliki anak, namun tidak menyurutkan semangat seorang Farida untuk mendapatkan ijazah. Melalu pendidikan Kejar Paket C atau setara SMA, Farida dengan diantar suaminya mengikuti ujian nasiolan Kejar Paket C yang diadakan selama empat hari, yang dimulai pada Sabtu dan Minggu kemarin dan akan dilanjutkan Sabtu dan Minggu mendatang.
Farida yang masih memiliki bayi terpaksa harus mengajak anaknya mengikuti ujian nasional. Namun karena tidak diperbolehkan membawa anak di dalam ruang ujian, maka dengan terpaksa, anak yang masih menyusu itu dititipkan kepada suaminya yang ikut mengantar ke tempat ujian. Waktu ujian selama dua jam mengharuskan Farida harus beberapa kali keluar ruang ujian untuk izin sebentar guna menyusui anaknya. “Sebenarnya repot sih, tapi ya tidak apa-apa,”katanya.
Semangat Farida mengikuti ujian nasional Kejar Paket C bisa dikarenakan sebagai tuntutan. Pasalnya, Farida yang berprofesi sebagai guru di Madrasah Ibtidaiyah (MI) tentunya harus memiliki ijazah. Walaupun sebagai guru mata pelajaran agama, bagi Farida yang dulu mondok di pesantren tentu keilmuan agamanya sudah cukup. Namun untuk formalitas sebagai seorang guru, maka persyaratan ijazah sangatlah penting, bahkan diharuskan. Apalagi untuk bisa mendapatkan bantuan honor dari pemerintah itu syarat utamanya harus memiliki ijazah. Namun bagi Farida, jika memang tidak ada lagi bantuan honor dari pemerintah, maka tidak menjadi masalah. “Walaupun Saya guru madrasah, tapi harus punya iajazah SMA,”ujarnya.
Bagi Farida, memiliki ijazah bagi seorang guru setara SD itu penting. Peserta ujian nasional Kejar Paket C memang sebagian besar sudah memiliki anak, sehingga banyak peserta ibu-ibu yang terpaksa mengajak anaknya.