Desa Jungsemi Kecamatan Kangkung dikenal sebagai desa pencetak atlet sepak takraw. Prestasinya pun sudah menembus sampai tingkat internasional.
Sudah banyak atlet yang sukses secara finansial setelah menekuni sepak takraw.
Kini Desa Jungsemi sedang membuat dua inovasi desa, yaitu wisata pantai dan produksi minuman isotonik dari buah semangka dan melon. Dua inovasi desa ini ditangani oleh BUMDes sebagai unit usahanya.
Kepala Desa Jungsemi, Dasuki mengatakan, wisata pantai yang sudah mulai digarap akan dipadukan dengan wisata religi makam Mbah Kemangi. Beberapa fasilitas sudah dibangun, seperti gazebo, tempat mandi, mushola dan lampu penerang jalan. “Ada 5 gazebo yang dananya bantuan dari Kementerian Pedesaan sebesar Rp 50 juta, Kemdikti memberikan bantuan untuk sarana prasarana, seperti mushola,” katanya.
Makam Mbah Kemangi menjadi daya tarik wisata religi, karena memiliki cerita sejarah perjuangan melawan Belanda. Di makam Mbah Kemangi merupakan tempat berkumpulnya para pejuang yang dipimpin oleh Pangeran Rajek Wesi dalam menyusun strategi perang melawan penjajah Belanda.
Kades Dasuki mengatakan, untuk produk minuman isotonik, pihak desa bekerja sama dengan Universitas PGRI Semarang ( Upgris) yang memberikan pelatihan dan peralatan. Desa Jungsemi merupakan desa penghasil buah semangka dan melon, sehingga perlu dikembangkan dengan membuat menuman isotonik. Tujuannya supaya petani tidak rugi, ketika harga panennya rendah, karena bisa dibuat minuman isotonik. “Program ini melibatkan PKK dan Gapoktan bekerja sama dengan Upgris. Hasil produksi minuman isotonik ini sudah uji laboratorium dan rencananya akan diproduksi secara besar-besaran,” ujarnya.