Jembatan gantung Blorong-Ngampel yang melintang di atas Kali Blorong di Desa Rejosari, Kecamatan Ngampel sejak akhir Desember 2018 lalu sudah bisa dilalui. Warga sekitar pun merasa senang, karena mempercepat akses menuju wilayah desa yang berada di seberang sungai, hanya bisa dilalui sepeda motor, pejalan kaki, dan sepeda onthel.
Jembatan sepanjang 200 meter tersebut menghubungkan dua desa dari dua kecamatan, yakni Desa Kertomulyo, Kecamatan Brangsong dan Desa Rejosari di Kecamatan Ngampel. Jembatan tersebut dibangun Kementerian PUPR menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2018.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kendal, Sugiyono, mengatakan, pembangunan Jembatan Gantung Blorong-Ngampel menjadi satu paket dengan pembangunan jembatan gantung di Desa Korowelangkulon, Kecamatan Cepiring. Pembangunan dua jembatan dilaksanakan oleh Kementerian PUPR menggunakan DAK Tahun 2018 dengan nilai sekitar Rp 10 miliar. Jembatan Gantung Blorong-Ngampel dibuat dengan kontruksi gantung sepanjang 75 meter dan lebar jembatan sekitar 1,8 meter. “Jembatan ini hanya menggunakan satu pilar dan menggunakan hanger (kabel baja) sehingga menjadi lebih ekonomis,” kata Sugiyono.
Salah seorang pengendara motor, Ngadri mengaku senang dengan adanya jembatan gantung tersebut. Sebelum jembatan dibangun, warga harus memutar sekitar tiga kilometer untuk menuju Desa Kertomulyo dari Desa Rejosari. “Sekarang adanya jembatan ini, saya bisa lebih cepat sampai ke Kertomulyo. Sebelumnya saya selalu melewati Jembatan Sasak yang jaraknya sekitar tiga kilometer,” jelasnya.