KAHMI Kendal Diskusi dengan Mantan Penasihat KPK, Abdullah Hehamahua

KAHMI Kendal Diskusi dengan Mantan Penasihat KPK, Abdullah Hehamahua

0
964

Swarakendal.com : Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) Kendal menghadirkan mantan penasihat KPK, Abdullah Hehamahua pada acara Diskusi dan Buka Puasa Bersama di RM Aldila Kendal, Minggu (18/04/2021). Penasihat Kahmi Kendal, Teguh Suhardi mengatakan, diskusi membiarkan hal tentang peran alumni KAHMI dalam mempertahankan kesejahteraan umat. Dikatakan, bahwa kondisi Indonesia sekarang ini menjadi tantangan bagi alumi Kahmi yang terjun di dunia politik, yakni untuk memperjuangkan kesejahteraan umat. “Tidak sekedar menjadi alat meraih kekuasaan semata, tapi betul-betul memikul amanah rakyat,” katanya.

Abdullah Hehamahua menyebut banyak terjadi krisis selama pandemi Covid-19, terutama krisis pendidikan, ekonomi, keluarga dan narkoba. Kondisi ini membutuhkan ketegasan dari pemerintah untuk segera menanggulanginya. Jika tidak maka Indonesia bukan tidak mungkin akan hancur. Pertama, krisis pendidikan yang menyebut, bahwa konsep pembelajaran selama pandemi Kovid dinilai tak berhasil. “Arah pendidikan di Indonesia ini sepertinya mau dikonsep kaya ojek online,” katanya.

Kedua krisis ekonomi. Tidak disangkal lagi akibat pandemi banyak warga kehilangan pekerjaan. Sementara perlindungan terhadap hak tenaga kerja justru kian dikesampingkan.

“Selama Covid-19, pemerintah ikut-ikutan dengan cepat mengesahkan Undang-undang (UU). Misalnya, UU Cipta Kerja dan UU Kebijakan Keuangan Pandemi Covid-19, termasuk UU KPK. Semua digarap dalam waktu singkat hanya hitungan hari,” katanya.

Dikatakan, hutang Pemerintah Indonesia kepada luar negeri saat ini mencapai Rp 6.361 triliun hingga akhir Februari 2021. Hutang paling banyak kepada China. Kemudahan hutang ini kelak harus dibayar mahal Indonesia. “Sangat berbahaya, karena tidak hanya dari segi bunga saja, tapi juga intervensi kebijakan baik di pemerintahan dan ekonomi,” paparnya.

Krisis narkoba juga makin menggila. BNN mencatat sekitar 500 ribu orang mengalami sakau akibat over dosis mengkonsumsi narkoba. Bahkan setiap harinya rata-rata 33 pecandu narkoba meninggal. “Ingat, pemasok narkoba adalah dari  Negara China,” paparnya.

Krisis keluarga, juga sudah melebihi ambang batas. Lebih dari 10 persen pernikahan di Indonesia ini gagal atau kata lain bercerai. Dari kasus perceraian di Pengadilan Agama, 79 persen gugatan cerai.  Ini berarti, sang istri yang mengajukan permohonan cerai. Hal tersebut membawa dampak bagi kondisi anak-anak Indonesia sekarang ini. Berdasarkan penelitian, 50 persen pelajar perempuan tingkat SMP dan SMA sudah tidak perawan. “Bahkan 80 persen lebih anak-anak dibawah umur sudah mengakses situs film dewasa,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan tambahkan komentar Anda!
Ketik nama anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.