Kampung Jawa Sekatul Gelar Gerebek Ketupat Syawalan

Kampung Jawa Sekatul gelar Gerebek Ketupat Syawalan 2017

0
1956

Keraton Kawitan Amarto Bumi yang berada di Kampung Jawa Sekatul Kec Limbangan menggelar tradisi Gerebek Ketupat, Sabtu (01/06/2017) malam. Acara tradisi ini digelar rutin tiap Syawalan atau sepekan setelah Lebaran Idul Fitri. Gerebek Ketupat berupa gunungan seribu ketupat dan gunungan hasil bumi yang diperebutkan untuk warga, setelah dilakukan ritual arak-arakan. Acara dimulai dengan sungkeman warga kepada Raja Sri Anglung Prabu Punta Djayanegara Cakrabuana Girinoto dan Ratu Retno Jinoli Mahesti. Selanjutnya dua gunungan diarak sejauh 200 meter, dari Pendopo Pakuwon menuju ke Kraton.

Menurut KRT Danu Hiknyo Carito selaku Manggolo Yudho, Gerebek Ketupat digelar sejak berdirinya Kampung Jawa Sekatul sekitar sepuluh tahun yang lalu.  Tradisi ini untuk melebur kesalahan, yaitu para warga datang atau sowan untuk melakukan sungkeman kepada raja. Sebelum ritual mengarak gunungan dimulai, para tamu mendapat percikan air kelapa muda. “Air kelapa muda, terutama air kelapa muda ini merupakan air yang paling suci, maka dengan diberi percikan air ini mempunyai makna untuk menyucikan, karena sudah saling memaafkan,”jelasnya.

Prabu Punta Djayanegara mengatakan, Gerebek Ketupat bertujuan untuk mengingatkan kembali akan kesalahan, sebab manusia itu tempatnya salah, maka untuk mendapatkan pengampunan, terlebih dahulu harus mengakui kesalahan dan melakukan pertobatan. Dikatakan, Gerebek Ketupat ini untuk memperkenalkan kembali tradisi yang sudah hilang, sehingga masyarakat harus mendukung, sebab adat meruakan jati diri bangsa. “Jika kita kehilangan jatidiri, maka kita bukanlah siapa-siapa, sehingga adat yang merupakan jatidiri ini harus tetap dilestarikan,”ujarnya.

Prabu Punta Djayanegara menjelaskan, dalam Gerebek Ketupat disajikan 10 jenis kupat yang melambangkan sifat 10 atau Dasadharma yang harus diamalkan sebagai pegangan hidup. Yaitu hidup harus berhati-hati dalam segala hal, hidup harus menggunakan nurani atau rasa, hormat kepada sesama, mawas diri, mengamalkan agama dengan baik, menjaga nilai-nilai dan memegang prinsip kebenaran. “Tanpa mengamalkan sifat 10 tersebut, maka hidup tidak berart,”katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan tambahkan komentar Anda!
Ketik nama anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.