Swarakendal.com : Kabupaten Kendal dijadikan pilot projek percepatan penurunan stunting di Indonesia. Hal ini disampaikan Kepala BKKBN Pusat, dr. Hasto Wardoyo saat Kunjungan Kerja dan Seminar di Pendopo Tumenggung Bahurekso, Jumat (7/5/2021). Seminar bertema, “Peran OPD dan Ormas dalam percepatan penurunan stunting”.
Hasto mengatakan, bahwa pada masa pandemi ini angka kematian bayi di Indonesia meningkat. Untuk itu harus menjadi perhatian yang serius, karena bisa berpengaruh pada angka stunting juga meningkat. Yang beresiko menjadi anak berisiko stunting adalah bayi prematur dan bayi yang panjang badan kurang 48 centimeter. Maka harus mendapat penanganan yang serius, yaitu diberi asi eksklusif dan makanan bergizi.
“Ciri-ciri stunting yaitu pendek, kemampuan intelektual di bawah rata-rata, dan di masa tuanya kurang sehat, mudah terkena stroke, tekanan darah tinggi dan jantung koroner. Untuk itu yang harus diperhatikan bagi bayi adalah mengukur tinggi badan, tidak hanya berat badan,” jelasnya.
Bupati Kendal Dico M Ganinduto mengatakan, Kabupaten Kendal ditargetkan bebas stunting tahun 2024. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah stunting di antaranya segera menyusun Peraturan Bupati tentang Percepatan Pencegahan Stunting Terintegrasi. Kabupaten Kendal juga telah memiliki Perda Pemberian Asi eksklusif. “Selain itu ada beberapa program tambahan dalam penanganan stunting, seperti pemberian makanan sehat bagi balita,” katanya.
Untuk membantu penanganan anak stunting dan berisiko stunting di Kendal, saat ini melibatkan Mr Jack dari NJO Amerika dalam melakukan simulasi pelatihan pada kader-kader kesehatan dalam melakukan edukasi pencegahan stunting. Mr Jack memberikan poster cara mengukur tinggi badan sesuai dengan umur dengan media poster yang mudah dipahami.
