Swarakendal.com : Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 72 Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mengadakan penyuluhan tentang pencegahan pernikahan dini dan kekerasan seksual remaja. Penyuluhan digelar di MTs NU 12 Ki Ageng Mataram pada Sabtu (15/3/2025) yang diikuti oleh seluruh siswa madrasah tersebut.
Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman remaja mengenai dampak negatif pernikahan dini serta bahaya kekerasan seksual, yang masih menjadi isu penting di kalangan remaja. Dalam acara ini, hadir dua pemateri yang berkompeten di bidangnya, yaitu Koordinator KB Kecamatan Limbangan, Dian Restuti, S.Sos, serta Evina Amaliyah, mahasiswi Program Studi Hukum Universitas PGRI Semarang.
Dian Restuti menjelaskan, bahwa pernikahan dini dapat menghambat pendidikan, meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu dan anak. Pernikahan dini juga berpotensi menyebabkan permasalahan ekonomi dan sosial. “Saya menekankan pentingnya perencanaan keluarga dan peran pendidikan dalam mencegah pernikahan usia dini,” tandasnya.
Dian mengatakan, remaja adalah aset bangsa yang harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup agar mereka dapat mengambil keputusan yang tepat dalam hidupnya. Pernikahan dini bukanlah solusi, justru dapat membawa dampak negatif bagi masa depan mereka. Begitu pula dengan kekerasan seksual yang harus kita cegah bersama. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap para siswa dapat memahami betapa pentingnya melindungi diri serta merencanakan masa depan dengan baik,” harapnya.
Sementara itu, Evina Amaliyah memberikan pemaparan mengenai kekerasan seksual, termasuk bentuk-bentuknya, dampak psikologis bagi korban, serta langkah-langkah perlindungan hukum yang bisa diambil. Ia juga mengajak para siswa untuk berani berbicara dan melapor jika mengalami atau menyaksikan tindak kekerasan seksual.
Kepala MTs NU 12 Ki Ageng Mataram, Muhammad Misbahussurur mengapresiasi kepada mahasiswa KKN UPGRIS atas inisiatifnya dalam mengedukasi siswa mengenai isu penting ini. Edukasi seperti ini sangat penting bagi para siswa agar mereka lebih memahami risiko pernikahan dini dan kekerasan seksual. “Kami berharap ilmu yang diperoleh hari ini dapat menjadi bekal bagi mereka dalam menjaga diri dan merencanakan masa depan yang lebih baik,” harapnya. (FA)