Menteri Luhut Resmikan Pabrik Bahan Katoda untuk Baterai Kendaraan Listrik

Menko Luhut resmikan pabrik bahan katoda di Kendal

0
583
Swarakendal.com : Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan dimulainya tahap pertama produksi bahan katoda Lithium Iron Phosphate (LFP) oleh PT LBM Energi Baru Indonesia, Selasa (8/10/2024). Pabrik yang berada di Kawasan Industri Kendal (KIK) ini merupakan investasi strategis antara konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) dan  Changzhou Liyuan New Energy Technology Co., Ltd. (Changzhou Liyuan), salah satu produsen dan pemasok LFP terbesar di dunia.
LFP adalah salah satu dari dua bahan kimia utama dalam baterai litium-ion, di samping Nickel Cobalt Manganese (NCM). Dikenal akan efektivitas biayanya, LFP sangat cocok untuk EV dan sistem penyimpanan energi. Investasi ini akan memenuhi permintaan global terhadap baterai LFP, yang didorong oleh semakin meningkatnya penetrasi kendaraan listrik (EV) di seluruh dunia.
Menko Luhut mengatakan, pabrik ini diproyeksikan menjadi produsen Katoda LFP terbesar di dunia di luar China. Investasi bersama yang direncanakan sebesar ~ USD 200 juta, untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 30.000 ton pada fase I, yakni yang saat ini sedang dalam pelaksanaan produksi percontohan. “Targetnya, menjadi 90.000 ton pada fase II, yang diharapkan akan dimulai pada tahun 2025,” katanya.
Pada tahun 2030, NCM diproyeksikan akan mewakili sekitar 50% dari permintaan baterai litium-ion. Sedangkan LFP diperkirakan akan menyumbang sekitar 35%, dimana keduanya diperkirakan akan tetap menjadi pusat pertumbuhan industri baterai di masa depan.
Dikatakan, pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan melayani pasar senilai sekitar USD 10 miliar dalam bahan aktif katoda LFP. Dengan demikian dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi transisi global menuju energi bersih. Investasi ini juga merupakan bukti daya tarik Indonesia sebagai negara untuk hilirisasi rantai pasok.
“Ini bukan sekadar pabrik, tetapi juga fondasi dari ekosistem EV Indonesia yang terintegrasi. Melalui penyempurnaan rantai produksi baterai lithium, tidak kurang dari 3 juta unit kendaraan listrik di seluruh dunia akan dipenuhi kebutuhan baterai lithiumnya oleh industri di Indonesia,” jelas Menko Luhut.
Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, menyatakan, dengan munculnya LFP sebagai salah satu bahan kimia utama dalam teknologi baterai, maka memposisikan Indonesia sebagai pemain penting dalam ekosistem baterai global. Dengan membangun kemampuan produksi yang kuat, Indonesia semakin siap untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat atas bahan katoda LFP di masa depan. “Pertumbuhan pesat dalam permintaan LFP, didorong oleh peralihan global menuju EV dan energi terbarukan, menghadirkan peluang besar bagi Indonesia,” ujarnya.
Kemitraan ini dapat terwujud berkat dukungan kuat dari Pemerintah Indonesia, yang telah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri baterai. INA tetap berkomitmen untuk menarik produsen baterai kelas dunia ke Indonesia, memastikan bahwa negara kita siap untuk memanfaatkan nilai signifikan di tengah pasar yang terus berkembang ini.
CEO Changzhou Liyuan, Shi Junfeng, menyatakan, PT LBM Energi Baru Indonesia adalah produsen katoda pertama di luar China. Kerja sama ini merupakan pencapaian penting lainnya dari kerja sama strategis menyeluruh antara China dan Indonesia. Proyek ini memungkinkan Changzhou Liyuan dan INA untuk mencapai kerja sama strategis yang lebih erat. “Ke depannya, Changzhou Liyuan akan memberikan kontribusi yang bermakna bagi pembangunan Indonesia dan industri energi baru global,” tandasnya.
Keberadaan pabrik ini juga memberikan dampak signifikan bagi masyarakat setempat. Pabrik ini akan menampung lebih dari 2.000 tenaga kerja, 92% di antaranya diisi oleh tenaga kerja lokal. “Ini merupakan contoh nyata bagaimana investasi besar bisa berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat,” katanya. (FA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan tambahkan komentar Anda!
Ketik nama anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.