Swarakendal.com : Pamsimas di Desa Kedungasri Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal dikembangkan dengan menggunakan sistem instalasi pengolah air sederhana (Ipas). Sistem Ipas ini merubah air sungai menjadi air bersih yang layak untuk diminum. Sistem ipas ini juga tidak merusak alam, karena mengambil air permukaan
Pamsimas sistem Ipas yang dikelola Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Kedungasri ini bantuan hibah dari Kementerian PUPR merupakan satu satunya di Kabupaten Kendal. Warga desa Kedungasri merasa senang setelah sekian lama menggunakan air sumur yang kualitasnya kurang bagus dan banyak mengandung zat kapur dan logam lainnya. Akibatnya banyak warga yang terkena penyakit ginjal, akibat mengonsumsi air sumur yang kurang sehat.
Pada tahun 2018 di desa tersebut mendapat hibah dari Kementerian PUPR melalui Dinas PUPR Kabupaten Kendal. Teknologi Ipas ini sistem pengelolaannya sederhana, yakni ada dua sumur yang di buat di pinggir kali sedalam 12 meter dan 10 meter. Air dari sumur tersebut disedot menggunakan pompa air dan dimasukkan dalam bak penampungan yang dicampur dengan air tawas untuk menjernihkan air.
Selanjutnya air dari bak pertama dialirkan ke bak kedua yang sifatnya untuk menyaring endapan air supaya jernih. Penyaringan di bak terakhir berisi pasir silica yang bersifat untuk menjernihkan air dan menyaring lumpur, zat seng dan zat kapur, sehingga air yang keluar sudah bersih. Air yang sudah bersih ini disalurkan ke rumah-rumah warga menggunakan pipa pralon.
Kepala Desa Kedungasri, Achmad Supriyanto mengatakan, air dari Pamsimas itu sudah disalurkan ke 400 sambungan rumah. Warga hanya membayar Rp. 2.000 per meter kubik air. Tiap rumah rata-rata membutuhkan 10 – 15 meter kubik per bulan, karena masih menggunakan sumur, namun bagi yang tidak menggunakan air sumur, rata-rata per bulan membutuhkan 30 – 40 meter kubik. “Alhamdulilah setelah ada Pamsimas ini, tidak ada lagi warga yang mengeluh sakit batu ginjal,” katanya.
Salah satu warga setempat, Mulyadi mengaku senang, karena bisa menikmati air yang jernih dan bersih. Sebelumnya ia mengkonsumsi air sumur yang warnanya tidak jernih dan tidak baik untuk diminum, karena banyak mengandung kapur. “Waktu menggunakan air sumur, ketika direbus keluar kapurnya yang menempel pada panci,” ujarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kendal Sugiyono mengatakan, sistem instalasi pengolahan air sederhana ini diambil dari air permukaan, tidak seperti Pamsimas lainnya yang mengambil air bawah tanah. Pengambilan air permukaan ini tidak akan merusak alam, berbeda jika menggunakan air bawah tanah yang bisa merusak alam, karena tanah bisa amblas. “Sistem Ipas di Desa Kedungasri ini sebagai percontohan dan akan dikembangkan di tempat lain, termasuk PDAM juga akan disarankan untuk menggunakan air permukaan,” jelasnya.
Sugiyono menambahkan, selain di Desa Kedungasri, sistem ipas juga sedang dikerjakan di Desa Kedungsuren Kecamatan Kaliwungu Selatan. Pamsimas di Kedungsuren mulai dikerjakan tahun 2021, sehingga belum dioperasikan.