Pagelaran wayang kulit yang dimainkan oleh enam dalang remaja asal Kendal meramaikan Pelantikan Pengurus Pepadi Kabupaten Kendal periode 2019-2024 di Alun-alun Kendal, Jumat (9/8/2019). Lakon yang dimainkan yaitu Bimo Rangsang yang dimainkan oleh Alivia Puji Hermita (SMP Limbangan) dan M. Rizky TP (Boja). Lakon Bimo Suci dimainkan oleh Niken dan Sutoro, sedangkan lakon Babat Alas Wisomarto dimainkan oleh Nakulo (Weleri) dan Farchan (Sukorejo).
Pelantikan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Kendal dilakukan oleh Ketua Pepadi Jawa Tengah, KPAH Untung Wiyono. Dikatakan, selama seni bidaya yang adi luhung ini disukai masyarakat, maka tolerasi, ketenteraman dan kedamaian akan tetap terjaga. Oleh karena itu seni budaya adiluhung ini harus dipertahankan. Jika minat masyarakat terhadap seni budaya semakin kurang, maka pimpinan daerah harus ikut membantu supaya seni budaya kembali diminati masyarakat. “Harus ada kolaborasi atau kerja sama Pepadi dengan pemda untuk memajukan seni budaya,” katanya.
Di lain pihak Ketua Pepadi Kabupaten Kendal, H Joko Gunawan mengatakan, bahwa salah satu program Pepadi Kendal adalah membuka kursus pedalangan, karawitan dan warenggono, yang mendidik anak-anak muda supaya mencintai wayang kulit. Saat ini kursus sudah dibuka di desa Wonotenggang Kecamatan Rowosari. “Tujuannya selain melatih keterampilan, juga untuk mendidik supaya generasi berbudaya yang baik dan menjaga sopan santun,” katanya.
Pepadi Kendal juga akan menggelar wayang kulit selama 18 hari berturu-turut mulai tanggal 7 November 2019 di Wonotenggang Rowosari. Pagelaran wayang kulit tersebut untuk memperingati Hari Wayang Nasioanl 7 November yang akan melibatkan 36 dalang dari Kendal. “Yang diutamakan tampil itu dalang-dalang muda, biar termotivasi dan semakin semangat menekuni wayang,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Kendal, Mirna Annisa dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan oleh Kepala Dinas PUPR, Sugiyono mengatakan, bahwa pagelaran wayang kulit remaja ini untuk mencari bibit-bibit dalang yang handal dan untuk mengenalkan serta melestarikan wayang kepada generasi muda. Masyarakat harus ikut menjaga kelestarian wayang, karena wayang sebagai salah satu pilar kebudayaan nasional. Kesenian wayang, selain sebagai hiburan masyarakat, juga merupakan salah satu alat komunikasi masssa dan penyebarluas hasil pembangunan dan kemajuan pemda kepada masyarakat. “Lakon dalam wayang ini mampu memberikan tuntunan, karena penuh dengan bimingan dan ajakan yang baik, sehingga bisa diambil suri teladan yang baik,” katanya..