Petani di Kendal Menjerit dengan Naiknya Harga Obat-obatan Pertanian

Petani di Kendal Menjerit dengan Naiknya Harga Obat-obatan Pertanian

0
589

Swarakendal.com : Para petani di Kendal mengeluh dengan naiknya harga obat-obatan dan pupuk pertanian yang melambung tinggi pada musim tanam padi saat ini. Apalagi petani yang tidak memiliki Kartu Tani, semakin bertambah berat, karena tidak mendapatkan pupuk bersubsidi. Tidak tanggung-tanggung, naiknya di atas 50 persen hingga seratus persen.

Juned, petani di Kelurahan Kebondalem Kendal mengatakan, naiknya harga obat dan pupuk pertanian membuat para petani menjerit. Ia menyebutkan, obat insektisida Regent ukuran 250 mililiter yang semula Rp 70 ribu, naik menjadi Rp 95 ribu. Roundup ukuran 1 liter yang semula Rp 65 ribu, naik menjadi Rp 125 ribu. Pupuk non subsidi ZA putih ukuran 50 kilogram, yang semula Rp 200 ribu, naik menjadi Rp 300 ribu. 

Posat subsidi menjadi Rp 140 ribu sampai Rp 150 ribu.  Padahal sebelumnya Rp 125 ribu.  Pupuk TS yang semula Rp 125  ribu naik menjadi Rp 200 ribu. Pupuk ZA naik dua kali lipat, yang semula Rp 85 ribu, sekarang menjadi Rp 200. 

“Pusing, harga obat-obatan dan pupuk naik terus, tapi harga panen tidak naik, bahkan kadang turun,” ucapnya.

Petani di Kelurahan Patukangan Kendal, Kasran mengatakan, naiknya harga obat dan pupuk pertanian di luar dugaan, sehingga ia menyebutkan tidak sekedar naik, tetapi beralih harga. Remazole ukuran 100 mili liter yang semula Rp 55 ribu, sekarang menjadi Rp 75 ribu. Sardon yang semula Rp 60 ribu naik menjadi Rp 85 ribu. Pupuk ZA sekarang menjadi Rp 200 ribu. “Harga obat-obatan pertanian naik semua, tidak sekedar naik, tetapi ganti harga,” ujarnya.

Kasmuri petani di Desa Purwokerto Kecamatan Patebon mengeluh juga. Petani yang tidak memiliki Kartu Tani ini mengaku membeli pupuk ZA dan Urea dengan harga 200 ribu ukuran 50 kilogram. Obat Dursban ukuran 500 mili liter yang semula Rp 45 ribu, sekarang menjadi Rp 90 ribu. “Kata teman-teman yang punya Kartu Tani juga sulit mendapatkan pupuk bersubsidi, jadi saya begini saja gak usah pakai Kartu Tani,” katanya.

Penjual obat dan pupuk pertanian di Kelurahan Kebondalem, Haji Sadat pun merasa berat dengan naiknya harga obat pertanian yang cukup tinggi. Obat insektisida Roundup ukuran 1 liter, yang semula Rp 76 ribu, naik menjadi 125 ribu. Posat  ukuran 1 liter yang semula Rp 55 ribu, naik menjadi Rp 95 ribu. Pupuk non subsidi jenis Mutiara daun yang semula Rp 15 ribu, naik menjadi Rp 17 ribu per kilogram.

“Semunya naik, tapi sebagai penjual, ya hanya mengikuti kondisi harga yang ada,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan tambahkan komentar Anda!
Ketik nama anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.