Balai Latihan Kerja harus bisa melihat kebutuhan pasar kerja yang sedang dibutuhkan. Dengan demikian lulusan BLK bisa langsung bekerja. Hal ini disampaikan Presiden RI, Ir. Joko Widodo saat peresmian BLK Komunitas se Indonesia di Pondok Pesantren Al Fadlu Wal Fadilah 2 pada Senin 30 Desember 2019.
“Sebaiknya BLK itu bertanya kepada bank atau perusahaan, tenaga ahli apa yang sedang dibutuhkan,” ucapnya.
Dikatakan, bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah keterampilan, bukan hanya ijazah. Oleh karena itu keberadaab BLK Komunitas bagi masyarakat yang jauh dari pusat kota atau pusat pendidikan sangat dibutuhkan, seperti di pondok-pondok pesantren. Pada tahun 2019 telah berdiri sebanyak 1.113 BLK dan pada tahun 2020 nanti akan didirikan lagi sebanyak 2.000 BLK. “Bank-bank atau perusahaan itu sebenarnya masih kesulitan mencari teknisi atau tenaga ahli, maka BLK harus bisa memenuhi kebutuhan teknisi itu dengan membuka pelatihan teknisi yang dibutuhkan,” katanya.
Peresmian BLK Komunitas dihadiri beberapa menteri, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Kendal Mirna Annisa, anggota DPR RI dan DPRD Kendal. Juga dihadiri peserta Rembug Nasional Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas se Indonesia.
Menteri Tenaga Kerja RI, Ida Fauziah mengatakan, BLK Komunitas yang mulai didirikan tahun 2017 tujuannya untuk menjawab keinginan masyarakat daerah terpecil supaya memiliki keterampilan, sehingga bisa digunakan untuk bekerja atau berwirausaha. Adpun jenis kejuruan yang dibuka di antaranya otomotif, las, listrik, pengolahan hasil pertanian, pengolahan hasil kelautan, IT dan Komunikasi, menjahit, dan lainnya. “Dibukanya BLK Komunitas ini untuk menjawab keinginan masyarakat di desa-desa atau yang jauh dengan pusat kota supaya memiliki keterampilan,” jelasnya.
Menteri Ida Fauziah mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, pihaknya telah melakukan MoU dengan beberapa perusahaan, perbankan dan perguruan tinggi. Kerjasama ini supaya ada link and match antara perusahaan dengan BLK sebagai penyedia tenaga kerja. “Jadi pelatihan di BLK itu untuk memenuhi permintaan tenaga kerja di perusahaan tersebut,” ujarnya.
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar berharap, agar membentuk BLK sebanyak-banyaknya. Hal ini untuk menghubungkan BLK dengan kebutuhan pasar untuk menyongsong era revolusi industri yang terus berkembang. Tiap BLK harus komitmen memiliki satu produk, satu skil dan satu target pemasaran. “Tiap BLK harus memiliki keunggulan, sehingga kelulusannya selalu dicari,” katanya.
Dikatakan, sebagian besar BLK berada di pesantren, menunjukkan bahwa pesantren dipercaya untuk menjaga anak-anak yang memiliki skill dan karakter. Pesantren harus siap menyongsong kemajuan di masa mendatang. “Pesantren harus bisa menjawab tantangan ini dengan menunjukkan kemampuannya yang terbaik,” pungkasnya.