SMP Negeri 4 Cepiring menerapkan gerakan Jumat Bersih Polusi Udara dan Bersih Lingkungan. Gerakan ini dilakukan sebagai rujukan Sekolah Adiwiyata, sehingga sekolah harus bersih tertata dan tidak ada sampah yang dibuang di sembarang tempat. Khusus hari Jumat, para guru tidak diperkenankan menggunakan sepeda motor ke sekolah. Karena dalam radius seratus meter di lingkungan sekolah harus bebas pulusi udara dan bebas sampah bekas bungkus makanan.
Kepala SMP Negeri 4 Cepiring, Yusuf Jupri mengatakan, sebagai Sekolah Adiwiyata, pihaknya membuat kesepakatan kepada guru, orangtua murid dan Komite Sekolah, yaitu, lingkungan sekolah harus tampak hijau dengan pohon-pohonan dan bebas dari sampah. Tujuannya agar lingkungan menjadi nyaman, sehingga guru dan siswa akan betah, karena lingkungannya sangat bersih dan segar. “Kantin sekolah juga tidak boleh menyediakan jajanan yang menggunakan bungkus plastik. Tujuannya agar tidak menimbulkan banyak sampah,”ujarnya.
Program Jumat Bersih Polusi udara ini mendapat dukungan semua guru, termasuk guru yang tempat tinggalnya yang jauh dari sekolah. Seperti guru Ali Wakid, yang jara tempuh dari tempat tinggalnya menuju sekolah sekitar 25 menit. “Saya mendukung program ini, walaupun ke kesekolah naik sepeda kayuh,”katanya.
Demikian pula para siswa, juga mendukung program tersebut. Salah satu siswa, Nadia Astuti mengatakan, sangat mendukung program sekolah jumat bersih, karena sekolah menjadi bersih dan sehat. Dengan dijadikannya Sekolah Adiwiyata, maka lingkungan sekolah tiap selelu bersih dan udara menjadi sejuk. “Kalau lingkungan sekolah bersih, maka merasa nyaman dalam belajar,”katanya.
Komite Sekolah dan wali murid ternyata menyambut baik program Jumat Bersih di SMPN 4 Cepiring. Sebagai bukti, para orang tua murid dan Komite Sekolah ikut memberikan tanaman untuk ditanam di lingkungan sekolah agar kelihatan hijau dan sejuk. Para orang tua murid juga ikut bersama guru, siswa, Komite Sekolah kerja bakti menanam pohon dan bunga di lingkungan sekolah.