Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Golkar Mujib Rohmat melakukan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan bersama PAC GP Ansor Kaliwungu di Gedung MWC NU Kaliwungu, Minggu (7/3/2021). Pada kesempatan itu, Mujib menyampaikan tentang pentingnya wawasan kebangsaan.
Menurutnya, minimnya wawasan kebangsaan menjadi penyebab mudahnya paham radikalisme dan terorisme masuk ke Indonesia. Untuk itu memahami PBNU yang telah diajarkan para pendiri bangsa Indonesia menjadi hal penting dalam bernegara. “PBNU yang dimaksud adalah empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945, disingkat menjadi PBNU,” jelasnya.
Dikatakan Mujib, sekarang ini sekolah-sekolah minim mengajarkan pelajaran wawasan kebangsaan. Baik mulai dari sejarah kemerdekaan RI, toleransi beragama dan keberagaman. Bahkan sudah tidak ada pelajaran pengalaman, penghayatan dan Pancasila (P4) seperti era Order Baru. Hal itu menjadikan anak-anak tidak memahami konsep dasar negara ini berdiri. Padahal mereka adalah generasi penerus yang nantinya akan meneruskan estafet kepemimpinan bangsa. “Anak-anak sekarang ini banyak yang lima sila dalam Pancasila saja tidak hafal,” kata Mujib.
Yang mengkhawatirkan justru paham-paham lain di luar konsep berbangsa dan bernegara masuk dengan mudah. Terutama paham-paham yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, seperti paham radikalisme dan terorisme. Dimana-mana banyak muncul orang-orang yang fanatik terhadap golongannya., baik yang mengatasnamakan suku, agama, ras dan antar golongan. “Apalagi dengan kemudahan teknologi informasi seperti sekarang ini, mudah untuk menyebarkan paham radikalisme dan terorisme,” tandanya.
Untuk itu, ia meminta kepada kader GP Ansor dan Banser sebagai organisasi badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) untuk ikut menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Yaitu dengan cara meneguhkan empat pilar kebangsaan atau PBNU. “Jangan sampai paham radikalisme, terorisme, komunisme, monarki, khilafah ini menggerogoti generasi bangsa,” paparnya.
Ketua PAC Kaliwungu, Ali Nurudin mengatakan, umat Islam di Indonesia dengan pemeluknya yang mayoritas terus diadu domba antara umat Islam itu sendiri. Akibatnya muncul klaim kebenaran yang bersifat fanatik. “Kami sebagai kader GP Ansor dan Banser akan membumikan PBNU, terutama kepada generasi muda, karena mereka yang akan menjadi generasi penerus bangsa,” ucapnya.